Langkah mantan Presiden AS Donald Trump yang menyarankan agar Amerika Serikat mengambil alih kendali Gaza—dengan memindahkan penduduknya ke negara tetangga dan membangun ulang wilayah tersebut sebagai “Riviera of the Middle East”—menimbulkan gelombang kontroversi besar di panggung internasional. Berikut ulasan lengkapnya.
1. Ide Ambisius dengan Dampak Besar
Trump, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel, secara terbuka mengusulkan agar AS mengambil alih Gaza setelah konflik selesai, sementara penduduknya dipindahkan untuk sementara atau permanen ke negara seperti Mesir dan Yordania. Dia menggambarkan wilayah yang ditinggalkan sebagai proyek pembangunan besar-besaran yang bisa menciptakan stabilitas dan masa depan baru bagi wilayah tersebut.
2. Penolakan Keras dari Dunia Arab dan Eropa
Respons global hampir seragam menolak gagasan tersebut:
-
Arab Saudi, Yordania, Mesir, Turki, dan Iran menegaskan bahwa rencana tersebut melanggar hukum internasional serta mengancam stabilitas kawasan.
-
Negara-negara Eropa seperti Jerman, Perancis, Spanyol, dan Irlandia juga mengecam ide tersebut, menilai sebagai pelanggaran HAM dan ancaman bagi solusi dua negara yang dihormati PBB.
3. Reaksi dalam Negeri AS dan Israel
-
Beberapa politisi AS dari Partai Demokrat dan Republik, termasuk Senator Lindsey Graham, menyebut rencana itu “problematis” dan tidak menarik dukungan parlemen.
-
Senator Rashida Tlaib menyebutnya “pembersihan etnis,” menyuarakan kemarahan komunitas Arab-Amerika. Senator Chris Murphy menggambarkan gagasan tersebut sebagai bentuk “Distraksi” dari isu domestik.
-
Di Israel, sayap kanan seperti anggota kabinet dan partai Netanyahu menyambut gagasan Trump sebagai peluang strategis.
4. Isu Hukum Internasional & Etika
Pengusulan pemindahan massal warga Gaza dinilai sebagai pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa dan prinsip internasional tentang hak rakyat untuk tetap tinggal di tanah air mereka. Banyak tokoh dan akademisi menyatakan bahwa ide ini membawa potensi krisis kemanusiaan dan ekstremisme baru.
5. Implikasi Politik dan Geopolitik
-
Gagasan Trump memicu kekhawatiran bahwa AS akan trojkalkan pengaruhnya di Timur Tengah, merusak citra “America First” yang pernah dipromosikannya.
-
Penolakan global yang masif mempertegas betapa kecil peluang realisasi rencana ini di tataran diplomatik atau militer dunia.
Proposal Trump untuk mengambil alih Gaza dan merelokasi penduduknya adalah gagasan berani namun sangat kontroversial. Meskipun mendapat dukungan dari sejumlah pihak di Israel, respons global dan domestik jauh lebih banyak mengkritik—menganggapnya jebakan hukum dan etika. Di tengah tekanan internasional dan tonjolan oposisi domestik, realisasi gagasan ini tampak sangat jauh dari kenyataan.